Kesaksian Pria Miskin yang Terpaksa Tinggal di Kuburan, Inilah ‘Teror’ yang Selalu Dihadapinya Setiap Malam

Kuburan dianggap bagi sebagian besar orang adalah tempat yang seram sekaligus angker, namun tidak bagi Brastilav Stojanovic.



Pria berusia 34 tahun ini justru menganggap kuburan adalah tempat tinggalnya yang nyaman.

Tak tangung-tangung, Brastilav Stojanovic sudah 15 tahun tinggal di liang kubur di sebuah pemakaman tua di Nis, Serbia Selatan.

Menurutnya, tempat itu kering dan hangat, jauh lebih baik dari pada tinggal di jalanan yang dingin.
Satu kelebihan tinggal di liang kubur adalah tak ada orang yang mengganggu, bahkan untuk polisi sekalipun.
Apakah tidak ada rasa takut baginya?

Seperti yang dikutip dari ibtimes.co.uk, dia merasa takut pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu rasa takutnya pun hilang.

Dan sekarang hanya satu yang ditakutkannya yaitu ‘teror’ perasaan lapar.
Setiap malam ia harus bertarung menghadapi rasa lapar karena tidak ada uang untuk membeli makanan.

Nah, untuk bertahan hidup Stojanovic menghabiskan waktunya mencari makan di tumpukan sampah dan lilin untuk membuatnya tetap hangat sewaktu di dalam rumahnya.

Sebagai hiburan di saat senggang, bila tidak mengais-ngais tempat sampah.
Stojanovic melewati waktu di kuburan dengan mengamati orang-orang yang mengunjungi gereja dan menghitung berapa lama mereka menghabiskan waktu di dalam.

Tentu hidup dalam kubur adalah hidup yang penuh kesepian, hal ini tidak mengejutkan bagi seorang Stojanovic.

Suatu waktu dia pernah memiliki pendamping hidup alias tidak sendirian.
Namun naas baginya, pacarnya tercintanya sudah meninggalkan dia.

“Dia meninggal, tapi itu lebih baik untuk mengatakan bahwa dia pergi,” katanya.
Ditinggal pacar tak jadi masalah baginya, tapi kini dia masih membutuhkan semacam jalan untuk tidak menakut-nakuti orang-orang ketika muncul dari sarang bawah tanah lembap nya.

“Setiap kali saya ingin merangkak keluar saya pertama kali memeriksa apakah ada seseorang di sekitar, kalau tidak aku bisa menakut-nakuti orang sampai mati,” kata Stojanovic . (Sriwijaya Post/pairat).